Selasa, 16 September 2014

Bercinta Dengan Kakak Kelasku Yang Manis

Mula mula gue ingin memperkenalkan diri.
Nama gue Daron.
Gue ada kesempatan belajar di Malaysia karena ayah gue bekerja di sana.
Ketika itu gue berumur 15-16 kira-kira kelas 1 SMA.
Pertama kali masuk skolah ada upacara bendera. Waktu lagi kenalan ama temen-temen baru ada cewe' datang dari arah pintu gerbang dengan terburu-buru, soalnya semua murid sudah berbaris. Gue liatin tuh cewe'.."OK jugak nih..". Setelah gue tanya temen gue ternyata die kakak kelas. Umurnya 17an kira-kira kelas 3 SMA. Namanya Molly.
juga nama doi". Tiba -tiba dari belakang ade rekan sekelas megang bahu gue.
"Ngapain loe nanyain tentang kakak gue?".
Buset dah, kaget gue. Gue cuma takut dipukulin soalnya die 'gangster' di sekolahan.
"Ah..enggak kok. Nanya doank" kata gue dengan gementar.


Balik dari sekolah gue terus ngebayangin tuh cewe. Gue nggak bisa ngilangin die dari pikiran gue. Gila cantik banget. Bibirnya yang kecil dan tipis, buah dadanya yang montok (mungkin boleh dibilang lebih besar dari ukuran teman sebayanya), betisnya yang putih dan mulus, pokoknya <em>absolutely perfect</em>. Gue cuma bisa ngebayangin kalo-kalo die mau ama gue.
Di suatu pagi yang cerah (gue belajar kalimat kayak gini waktu kelas 4 SD), gue ama nyokap pergi ke deretan toko-toko di deket rumah. Maksudnya sih mau nyari toko musik, soalnya gue mau belajar main gitar. Setelah kira-kira 1 bulan baru gue tau bahwa guru gitar gue sama ama adiknya Molly. Terus guru gue tu nyaranin kita berdua ngadain latihan bersama di rumahnya. Gue girang banget. Mungkin ada kesempatan gue ngeliatin wajah cantik kakaknya. Yah.. walaupun kagak "buat" ngeliat wajahnya juga udah cukup.
Waktu liburan semester adiknya (biar lebih gampang gue tulis Jason) ngundang gue ke rumahnya untuk latihan gitar barengan. Terus gue tanya ada siapa aja di rumahnya.
"Gue ama kakak gue doank kok" jawabnya. Wah.. berdebar-debar nih rasanya. Tapi gue juga rasa diri gue sendiri bodoh. Soalnya die aja kagak kenal gue, malahan cuma ngobrol sekali-sekali melalui chatting. Tapi gue ngak peduli.

Jason sebenarnya belom mastiin kapan gue bisa dateng ke rumahnya. Tapi gue ngak peduli dateng ke rumahnya hari itu karena gue cuma ada waktu hari itu. Sampai di depan pagarnya gue neken bell. Kelihatannya sepi. Tiba-tiba pagar terbuka (pagar automatik nih) terus kakaknya muncul.
"Nyari siapa?".
"Jason" gue bilang.
"Wah, maaf, Jasonnya nggak ada tuh."
Wah.. sekarang baru gue sadar suara Molly ternyata lembut lagi 'cute'.
"Oh.. ya udah, terima kasih."
Gue muterin badan gue, belagak mau pergi gitu. Tiba-tiba suara yang lembut itu terdengar lagi.
"Eh.. nggak masuk dulu? Daripada capek bolak-balik mendingan tunggu di sini."
Wah!! Peluang emas!
Terus gue masuk dan dihidangin minuman dingin ama Molly. Terus dia duduk dihadapan gue ngajakin gue ngobrolin sesuatu. Dalam sekelip mata, pemandangan di depan gue menjadi sangat indah. Kebetulan dia memakai baju T-Shirt tipis dan skirt pendek jadi gue bisa ngeliat bahagian pahanya yang putih mulus. Sekali-sekala gue ngelirik ke bagian dada dan pahanya. Gue rasa sih dia tau tapi dia belagak nggak peduli.
"Kapan Jason balik?" tanya gue.
"Nggak tau kayaknya sih nanti jam 6"
Gue ngelirik jam tangan gue. Sekarang jam 2 petang.
Kira-kira selama 15 menit kami ngobrol kosong. Tiba-tiba ntah gimana jam di meja sebelahnya jatuh. Kami terkejut dan dia terus membereskan benda-benda yang berselerak. Dari belakang gue bisa ngeliat pinggulnya yang putih mulus. Tiba tiba jeritan kecilnya menyadarkan lamunan gue. Ternyata jarinya terluka kena kaca. Naluri lelaki gue bangkit dan terus memegang jarinya. Tanpa pikir panjang gue isep aja darah yang ada di jarinya. Waktu darahnya udah beku gue mengangkat wajah gue. Ternyata selama ini die ngeliatin gue. Tiba-tiba dia ngomong
"Ron, kok lu ganteng banget sih?"
Gue hanya tersipu-sipu. Terus gue diajakin ke tingkat atas untuk ngambil obat luka. Waktu duduk di sofa, gue usapin aja tuh ubat ke jarinya. Tiba-tiba datang permintaan yang tidak disangka-sangka.
"Ron, cium gue dong, boleh nggak?".
Gue bengong doank nggak tau mo jawab apaan. Tapi bibirnya udah deket banget ama bibir gue. Langsung gue lumat bibir mungilnya. Dia memejamkan matanya dan gue nyoba untuk mendesak lidah gue masuk ke dalam mulutnya. Dia membalas dengan melumat bibir gue. Tanpa sadar tangan tangan gue udah merayap ke bagian dadanya dan meremas-remas payudaranya yang montok dari luar pakaiannya. Dia mendesah lirih. Dan mendengarnya, ciuman gue menjadi semakin buas.
Kini bibir gue turun ke lehernya dan kembali melumat dan menggigit-gigit kecil lehernya sambil tangan gue bergerak ke arah skirt pendeknya dan berusaha meraba-raba pahanya yang putih dan mulus. Tiba-tiba tangannya membuka resleting celana gue dan coba meraih anu gue. Gue semakin ganas. Gue elus-elus celana dalamnya dari luar dan tangan gue satu lagi meremas-remas payudaranya yang montok. Dia mendesah dan melenguh.


Akhirnya gue berhenti melumat bibir dan lehernya. Gue coba melepaskan t-shirtnya yang berwarna pink. Tetapi tangannya mencegah.
"Ke kamar gue aja, yuk!"
Ajaknya sambil menuntun tangan gue. Gue sih ikut aja. Gue kunci pintu kamarnya dan langsung gue raih t-shirtnya hingga dia hanya mengenakan bra putih dan skirt birunya. Gue kembali melumat bibirnya dan coba membuka kaitan branya dari belakang. Sekarang die bener-bener telanjang dada. Langsung gue lumat payudaranya. Gue remas-remas dan gue jilatin puting kiri dan kanannya.
Tanpa disadari dia mengerang.
"ummh..ahh..!"
Gue malah lebih bernafsu. Tiba-tiba tangannya yang lembut meraih penis gue yang sangat besar. Kira-kira 14 cm panjangnya. Dia langsung mengelus-elus dan mulai mengocok penis gue itu. Gue mengerang
"Ahh..Molly..terusin..ahh!"
Kira-kira 15 menit gue melumat payudaranya. Sekarang gue nyoba ngebuka skirt hitamnya. Setelah terlepas gue tidurin dia di ranjang dan kembali melumat bibirnya sambil mengusap-usap vaginanya dari luar CDnya dan tangan gue yang satu lagi memelintir puting payudara kanannya.
"Ahh.. Daron.. ummhh!" Erangnya.
Akhirnya kami berdiri. Dia melepaskan baju dan celana gue dan meraih penis gue yang sangat tegang. Dia nyuruh gue duduk. Terus dia jongkok di depan gue. Dia nyium kepala penis gue dan menjilatnya. Kemudian die berusaha mengulum dan menghisap penis gue yang besar. Gue mengerang keenakan.
"Ummhh..Molly..!!"


Akhirnya gue nggak tahan dan menyuruhnya berhenti. Gue nggak mau keluar terlalu awal.
Terus perlahan-lahan gue lepasin celana dalam putihnya dan memandang sebuah lubang berwarna merah jambu dengan bulu-bulu yang halus dan tidak terlalu banyak di sekelilingnya. Langsung gue tidurin dan gue kangkangin kakinya. Kelihatan vaginanya mulai merekah. Gue yang udah nggak tahan terus menjilati dan menghisap-hisap bahagian selangkangan dan menuju ke arah vaginanya. Gue isep dan jilatin klitorisnya. Molly menggelinjang keenakan sambil mendesah dan mengerang.
"Awwhh.. uhh.. Darroonn..!!
Tiba tiba orgasme pertamanya keluar. Tubuhnya menggelinjang dan dia menjambak rambut gue dan sprei di ranjangnya.
Kemudian gue melebarkan kedua kakinya dan mengarahkan penis gue ke arah lubang kenikmatannya. Sebelum gue masukkin gue gesekin dulu penis gue di pintu lubang vaginanya. Dia mendesah kenikmatan. Akhirnya gue dorong penis gue ke dalam vaginanya. Terasa agak sempit kerana baru 1/3 dari penis gue masuk. Perlahan-lahan gue tarik lagi dan gue dorong sekuat-kuatnya. Ketiga kalinya baru berhasil masuk sepenuhnya.
"Aawwhh..sakit, Ron!!"
Dia mengerang kesakitan. Maka gue berhenti sejenak nunggu rasa sakit dia hilang. Akhirnya gue mulai bergerak maju mundur. Semakin lama gerakan gue semakin cepat. Terasa penis gue bergesekan dengan dinding vaginanya. Kami berdua mengerang kenikmatan.
"Ahh..Molly..enakk!!"
"Mmhh..awwhh..Ron, terus, cepet lagi!"
Gue semakin bernafsu dan mempercepat genjotan gue. Akhirnya dia menjerit dan mengerang tanda keluarnya orgasme ke dua.


Lantas kami berdiri dan gue puter badannya hingga membelakangi gue (doggy style). Gue tundukkin badannya dan gue arahin penis gue ke arah vaginanya dan gue genjot sekali lagi. Kedua payudaranya berayun-ayun mengikut gerakan genjotan gue. Gue pun meremas-remas pantatnya yang mulus dan kemudian ke depan mencari putingnya yang sangat tegang. Kami berdua banjir keringat.
Gue puter putingnya semakin keras dan payudaranya gue remas-remas sekuat-kuatnya.  "Ahh, Daron..gue pingin keluar..!!" jeritnya. Terus gue percepat gerakan gue dan die menjerit untuk orgasmenya yang kali ketiga. Gue pikir-pikir gue ni kuat juga ya.. Tapi gue juga merasa mo keluar sekarang. Gue nggak sampai hati ngeluarin sperma gue di vaginanya. Langsung gue cabut penis gue dari vaginanya dan gue puter badannya. Gue arahin penis gue ke mulutnya yang langsung mengulum dan melumat penis gue maju mundur. Gue mengerang kenikmatan
"Akhh..Mol, gue keluar..!!"
Gue semburin sperma gue didalam mulutnya dan ditelannya. Sebagian mengalir keluar melalui celah bibirnya. Terus penis gue dibersihin dan dijilatin dari sisa-sisa sperma.
Kemudian gue ngeliat jam di meja. Pukul 5.30!! Mati kalau nggak cepet-cepet. Selepas kami memakai baju semula dia ngucap terima kasih ke gue.
"Makasih, Ron! Belum pernah gue ngrasa sebahagia ini. Sebenarnya dari pertama kali gue ngeliat loe gue udah suka" Katanya.
"Oh, emang mungkin jodoh kali soalnya waktu ngeliat loe di gerbang sekolah gue juga udah suka." kata gue.
"Tapi gimana dengan adik loe?"
"Nggak apa-apa, dia juga nggak bakalan marah. Adik gue bentar lagi datang. Jadi latihan bareng nggak?"
"Nggak, ah. Males, udah letih latihan tadi" kata gue sambil tersenyum.
Dia pun balas tersenyum. Akhirnya gue balik rumah dengan perasaan gembira. Mimpi gue udah tercapai.

Bercinta Dengan ABG Tetangga Yang Masih Perawan

Minggu sore hampir pukul empat.
Setelah menonton CD porno sejak pagi penisku tak mau diajak kompromi.
Si adik kecil ini kepingin segera disarungkan ke vagina.
Masalahnya, rumah sedang kosong melompong.
Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya. "Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian", gumamku.

Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. "Sekarang minta jatah..". Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.


Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
"Selamat sore Om. Tante ada?"
"Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?" "Wah gimana ya.." "Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa", kataku ramah."tiny ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku. "Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu", tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu. "Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru.."
"Majalah apa sich?", tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih."Apa saja. Pokoknya yang terbaru"."Oke silakan masuk dan pilih sendiri".
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
"Cari sendiri di rak bawah televisi itu", kataku, kemudian membanting pantat di sofa.
Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.
"Nggak ada Om. Ini lama semua", katanya menyentak lamunan nakalku. "Ngg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana"
Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik di telingaku, "inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan".

Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.
"Sudah ketemu Ren?" tanyaku."Belum Om", jawabnya tanpa menoleh. "Mau lihat CD bagus nggak?" "CD apa Om?" "Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini." Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar. "Film apa sih Om?"
"Lihat saja. Pokoknya bagus", kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga. "Ihh..", jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh. "Bagus kan?" "Ini kan film porno Om?!" "Iya. Kamu suka kan?" Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya. Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu dari belakang. "Kamu ingin begituan nggak?", bisikku di telinganya. "Jangan Om", katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya. Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang. "Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo.." "Tapi.. tapi.. ah jangan Om." Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak. "Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman.." Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya.
Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam.
"Ohh.. ahh.. jangan Om", erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.


Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.
"Ahh.." keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan. "Enak kan beginian?" tanyaku sambil menatap wajahnya. "Iii.. iya Om. Tapi.." "Kamu pengin lebih enak lagi?"
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah. Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.

"Kalau sakit bilang ya", kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
"Auw.. sakit Om.." Renny menjerit tertahan.
Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. "Ouu..", dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.


Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
"Ahh.. ohh.. asshh..", dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
"Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?" "Ouu enak sekali Om.."
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.


Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini.
"Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?" tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks. "Tapi takut Om.." "Nggak usah takut. Takut apa sih?" "Hamil"
Aku ketawa. "Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong"
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku. "Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD". "Kalau ketahuan Tante gimana?" "Ya jangan sampai ketahuan dong"
Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.

Ngentot Sama Cewek SMU Bugil

Aku seorang siswa Kelas 1 di SMU yang cukup top di kota Purwokerto.
Pada hari itu aku ingin mengambil tugas kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina.
Di sana kebetulan aku ketemu sahabat Rina. Kemudian kami pun berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih dan bodinya sudah seperti anak kelas 3 SMU, padahal dia baru kelas 3 SMP. Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan makin menambah kesan payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan baju seragam SMP-nya itu sudah tidak mampu membendung tekanan dari gundukan gunung kembar itu.

Kami saling diam, hanya aku sedang mengamati dadanya dan pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali kalau aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang mata kami bertemu dan bukannya ke GR-an tapi aku rasa cewek ini juga punya perasaan terhadapku. Setelah satu jam berada di rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena rumahnya agak jauh dan sudah agak sore dan kebetulan aku sedang bawa "Kijang Rangga" milik bapakku.


"Boleh tidak aku cium bibir kamu?"
Dengan nada malu dia menjawab,
"Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan."
"Ah tenang aja, nanti aku ajari," seraya langsung melumat bibir mungilnya.

Dia pun mulai menikmatinya, setelah hampir lima menit kami melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku dari tempat duduk sopir ke samping sopir dengan posisi agak terbungkuk kami terus melakukan permainan lidah itu, sementara itu dia tetap dalam posisi duduk. Lalu sambil melumat bibirnya aku menyetel tempat duduk Laura sehingga posisinya berbaring dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah agak besar, dia pun mendesah, "Ahh, pelan-pelan Andhi sakit nih.." Kelamaan dia pun mulai menyukaiku cara mempermainkan kedua payudaranya yang masih dibungkus seragam SMP.


Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang sementara tanganku mulai membuka kancing baju seragam dan langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan "minishet" tipis serasa "minishet" bergambar beruang itu menambah gairahku dan langsung memindahkan mulutku ke dadanya.
"Lepas dulu dong 'minishet'-nya, nanti basah?" desahnya kecil.
"Ah tidak papa kok, entar lagi," sambil mulai membuka kancing "minishet", dan mulai melumat puting payudara Laura yang sekarang sedang telanjang dada.Sementara tangan kananku mulai mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok dan tanganku kuselipkan di dalam rok itu dan mulai mempermainkan lubangnya yang hampir membasahi CD-nya yang tipis berwarna putih dan bergambar kartun Jepang. Mulutku pun terus menurun menuju celana dalam bergambar kartun itu dan mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan lidahku. Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya merasakan kenikmatan. Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil menahan rasa nyeri. Setelah itu aku kecapaian dan menyuruhnya, "Gantian dong!" kataku. Dia hanya menurut dan sekarang aku berada di jok mobil dan dia di bawah. Setelah itu aku menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk mulai membuka celana "O'neal"-ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang kemaluanku yang dari tadi mulai tegang.

Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku.
"Kalau digini'in enak tidak Andhi?" tanyanya polos.
"Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?" tanyaku.
Tanpa berbicara lagi aku memegang kepalanya yang sejajar dengan kemaluanku dan sampailah mulutnya mencium kemaluanku. "Hisap aja! enak kok kayak banana split," dia menurut saja dan mulai melumat batang kemaluanku dan terkadang dihisapnya. Karena merasa maniku hampir keluar aku menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati "oral seks". Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil menenangkan kemaluanku. Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih sempit. Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang kemaluan Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya, "Mau dimasukin tuh Andhi, mana muat memekku kecilnya segini dan punyamu segede pisang?" tanyanya polos. "Ah tenang aja, pasti bisa deh," sambil memukul kecil kemaluannya yang memerah itu dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang kemaluannya, mungkin dia tidak mau ambil resiko lubang kemaluannya lecet.


Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku, "Aah.. ahh.. enak Andi," desahnya dan aku berusaha memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, "Ahh.. ahh.. ahh.. terus pompa Andi." Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak ketika aku mengeluarkan batang kemaluanku.
"Kok dikeluarin, Andi?" tanyanya.
"Kan belum keluar?" tanyanya lagi.
"Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru," hiburku.
Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku.
"Ngapain sih Andi?" tanya Laura.
"Udah tunggu aja!" jawabku.
Dia kembali tersentak dan mengerang ketika tanganku menusuk pantat yang montok itu.
"Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih itu..?"
"Ah, tidak kok, entar juga enak."
Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di dekatnya.

"Sabar yah Sayang! entar juga enak!" hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan terkadang meremas belahan pantatnya. Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku. "Ahh terus.. Andhi.. udah enak kok.." ucapnya mendesah. Setelah beberapa menit memompa pantatnya, maniku hendak keluar lagi. "Keluarin di dalam aja yah Laura?" tanyaku. Lalu dia menjawab, "Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih," jawabnya. Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah, "Crot.. crot.. crot.." maniku keluar di dalam mulut Laura dan dia menelannya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke-7.
"Gimana rasanya?" tanyaku.
"Ahh asin tapi enak juga sih," sambil masih membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.

Setelah itu kami pun berpakaian kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke rumahnya di sekitaran Panakukang Mas. Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya. Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin kemaluannya hendak aku belai dulu sebelum dia turun. "Kapan-kapan main lagi yach Andhi!" ucapnya sebelum turun dari mobilku. Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun berikutnya dia masuk SMU yang sama denganku dan kami bebas melakukan hal itu kapan saja, karena tampaknya dia sudah ketagihan dengan permainan itu bahkan Laura pernah melakukan masturbasi dengan pisang di toilet sekolah. Untung aku melihat kejadian itu sehingga aku dapat memberinya "jatah" di toilet sekolah
Akhirnya aku menyetujuinya hitung-hitung ini kesempatan untuk mendekati Laura. Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali pembicaraan dengan menanyakan, "Apa tidak ada yang marah kalau aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi..?" pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, "Aku belum punya pacar kok." Secara perlahan tangan kiriku mulai menggerayang mencoba memegang tangannya yang berada di atas paha yang dibalut rok SMP-nya. Dia memindahkan tangannya dan tinggallah tanganku dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari pahanya, "Awas Andhi, liat jalan dong! entar kecelakan lagi.." dengan nada sedikit malu aku hanya berkata, "Oh iya sorry, habis enak sih," candaku, lalu dia tersenyum kecil seakan menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku pun membawa mobil ke tempat yang gelap karena kebetulan sudah mulai malam, "Loh kok ke sini sih?" protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku hanya berkata,

Senin, 15 September 2014

Desahan Mba Nita Membuatku Kepayang


"Ne' apa kabar, ada acara ga sore ini"
Itulah salam pembukaan telepon Mba Nita sore itu.
Mba Nita adalah gambaran seorang istri kesepian seutuhnya.
Suaminya yang....
apa yah, aku baru sadar kalau Mba Nita belum pernah cerita tentang suaminya.
"Ngga ada Mba" kataku
"Ya udah kita main ke puncak gimana?"
"Ok2 aja" kataku
"Tapi ponakanmu itu ga usah diajak"
Aku tertawa saja.

"Gini loh Ne' ya susah ceritanya pokoknya gw cuma ajak you aja loh ya"
Aku tertawa saja.
"Gini gini... I punya kenalan, yah gitu deh, pokoknya kita aja sama dia"
"Yah udah terserah Mba aja lah"
"You dandan yang sexy yah" Katanya di lanjutkan dengan gelak tawa renyah nya yang khas


Aku sudah siap, menunggu di ruang tamu. Mba Nita katanya mau jemput. Benar saja satu jam kemudian sebuah SUV berhenti di depan pagar rumahku. Aku melihat Mba Nita duduk di sebelah kiri. Seorang anak muda khas anak fitnes pegang kemudi. Kekar berotot begitu besar, hitam mungkin Ambon. Entahlah.

Duduk di belakang seorang yang tidak kalah gagahnya dengan si supir. Mereka di kenalkan oleh Mba Nita sebagai Agus dan Ferdi. Kedua dua nya instruktur fitnes katanya. Dalam perjalanan ke puncak kami berempat terus bercanda canda.

Agus yang duduk di belakang sudah mulai berani melatahiku, setelah sadar kalau aku latah. Pinggangku sering menjadi sasaran nya sekedar ingin mendengar latahku yang kadang jorok. Mba Nita bilang mereka baru saja kenalan di sebuah tempat kebugaran.

"Ren"
"Ya?"
"Ferdi itu gede loh"
"Iyah keliatan nya sih begitu" kataku lalu tertawa
"Bengkok dan berotot, banyak urat uratnya" Lanjut Mba Nita yang disambut tawa kami
Selama perjalanan yang hampir 2 jam itu terus saja kami bercanda canda saru. Suasana sudah benar benar cair. Beberapa kali tangan ferdi mampir ke paha dan dadaku. Entah itu sekedar menggoda atau memang sengaja memancing birahiku. Aku hanya menikmati saja permainan ini.
 

"Ren mereka on drugs loh"
"Wah? kerja keras dong kita" Kataku sambil tertawa.

Aku mengerti maksudnya on drugs adalah obat obat kuat model viagra atau sejenisnya. Mba Nita memang sering mencekoki berondong berondongnya dengan obat obatan aneh aneh yang aku sendiri tidak pernah tau apa merk dan dimana belinya.

Memang untuk urusan ini Mba Nita senang mengajakku. Dia tahu diantara teman teman kami hanya staminaku yang benar benar bisa menandinginya.

Kami sampai di vila kira kira pukul 5 sore. Tanpa menunggu terlalu lama kulihat Agus sudah tanpa malu malu mencumbu Mba Nita habis habisan. Desah kenikmatan Mba Nita terus keluar dari mulutnya tanpa henti.

Agus begitu agresif dalam memperlakukan Mba Nita. Pelakuannya cenderung kasar. Mungkin orang tertentu bisa berprasangka ia sedang menyakiti Mba Nita, karena perlakuan nya yang demikian rupa serta ditambah desah Mba Nita yang tidak karuan.

Sudah 10 menit tubuh telanjang mereka bertempur dalam peluh sementara aku dan Ferdi terus saja menonton sambil kami minum beberapa botol corona. Sampai akhirnya Ferdi juga ikut mengerayangi tubuhku seakan terbawa suasana. Aku merespon nya.

Aku sadar antara Ferdi dan Agus seolah terjadi sebuah pertandingan. Pertandingan mana diantara mereka yang lebih hebat dalam memperlakukan wanita. Mereka saling lirik dan lalu mencoba melakukan lebih dari apa yang di lihat dilakukan oleh teman nya.

Aku dan Mba Nita seakan menjadi objek permainan mereka. Mereka seakan berlomba siapa yang paling hebat. Peluh membasahi kami semua. Aku dan Mba Nita benar benar kewalahan. Hampir 1 jam mereka seperti itu seolah olah ini adalah sebuah pertandingan. Entah sudah berapa kali aku mencapai orgasme ku. Begitu juga dengan Mba Nita.

Entah obat apa yang di cekoki Mba Nita kepada mereka. Mereka berdua seperti kesetanan. Seperti tidak ada letihnya. Seperti punya tenaga begitu banyak. Aku sendiri heran ada laki laki bisa sekuat ini. Sampai akhirnya Mba Nita menyerah.


"Udah Gus, udah aku istirahat dulu, sana kamu sama Karen aja"
Agus menghampiriku.

Sebenarnya ia merasa iba kepadaku yang begitu keras diperlakukan oleh ferdi. Selama beberapa saat ia hanya duduk menonton teman nya memompa tubuhku dengan keras tanpa ampun.

Waktu dia melihatku aku hanya tersenyum saja, sementara Ferdi terus menggenjot tanpa ampun di bawah sana. Entah Viagra model apa ini aku ga tahu. Yang jelas Ferdi sudah satu setengah jam di bawah sana dengan ritme yang tinggi dan tanpa ampun.

"Tante Agus ikut boleh ya?" Katanya sambil meremas payudaraku dengan perlahan.

Aku tersenyum saja sambil mengangguk kecil.

Beberapa kali Agus mencoba memasukkan penisnya kemulutku, namun terus saja meleset keluar karena goyangan Ferdi yang begitu keras. Aku sendiri kasihan melihatnya.

"Tante biasa anal ga?" Tanya Agus takut takut.
Aku hanya mengangguk lemah. Ferdi masih terus menggenjot di bawah sana.

Akhirnya mereka melakukan itu terhadapku setelah Agus melumuri nya dengan lubricant. Tubuhku benar benar lemas di buatnya. Dua penis raksasa itu seolah mengoyak kedua lubangku tanpa ampun.

Ani Memberikan Keperawanannya Padaku

Aku seorang mahasiswa berumur 21 tahun.
Pada saat liburan semester aku pulang ke kampungku di Garut.
Untuk mengatasi kejenuhan.
aku jalan-jalan di kota tersebut. Dan masuk ke sebuah pusat belanja di kota kecil itu. Secara tak sengaja aku memandangi seorang gadis yang bisa dikatakan cantik. Wajahnya memancarkan kecantikan alami yang jarang ditemui pada seorang gadis kota.


Singkat cerita kami berkenalan. Namanya Ani, berumur 16 tahun. Duh, senang sekali aku bisa kenalan dengan gadis seperti dia. Bulan demi bulan telah berlalu, kamipun semakin akrab dan sering berhubungan lewat telepon. Singkat kata, kamipun sepakat untuk menjadi sepasang kekasih.


Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat. Malam itu kami berdua menonton layar tancap, hal yang sebenarnya cukup simple tapi yah namanya juga lagi kasmaran. Kami pulang jam sembilan malam atas keinginan Ani. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami hanya menerima titipan kunci rumah. Keluarganya sedang pergi menegok teman ayah pacarku yang sedang sakit keras.


Malam itu dingin sekali, Ani permisi untuk ganti pakaian. Saat kulihat Ani dengan pakaiannya yang sederhana itu aku terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia walaupun hanya memakai pakaian biasa. Aneh, ada seuatu yang aneh yang menjalar ke perasaanku.
"Lho, ada apa Kang?", tanya Ani.
"Ah, nggak ada apa-apa!", jawabku.
"Kok melihat Ani terus?", tanyanya lagi.
"Ngak kok!", jawabku.
"Kamu cantik, An".
"Ah Akang!", katanya lagi dengan tersipu.


Lama kami berpandangan, dan aku mulai mendekati dirinya. Aku pegang tangannya, lalu kuraba, betapa lembut tangannya. Kami saling berpegangan, meraba dan membelai. Perlahan kubuka pakaiannya satu persatu, kulihat ia dalam keadaan setengah telanjang. Kupandangi dadanya di balik BH putihnya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang.
"Kang, bener Akang cinta ama saya?", tanyanya lagi.
"Bener, Akang cinta ama kamu!", jawabku sambil membuka BH dan Celana dalam warna putihnya.


Kini ia polos tanpa satu benangpun menutupi tubuhnya. Kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ani bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.


Lalu kubuka selangkangannya dan kumasukkan penisku dengan extra hati-hati. Ani mengerang dengan pasrah, lalu kusuruh ia untuk menggigit bantal agar suaranya tidak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur. Mata Ani merem melek keenakan. Nafasku mulai memburu, dan Ani mulai tidak bisa mengontrol dirinya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku semakin cepat, aku ingin sekali menembus pertahanannya yang rapat itu. Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, dan kurasakan penisku mulai menegang dan, "Cret.., cret.., cret". Spermaku keluar dengan deras, Ani memelukku dengan erat dan kamipun terbaring kelelahan. Dalam hati aku bertekad untuk menikahi gadis itu, karena aku sangat mencintainya.

Cerita Dewasa : Kakak Iparku Yang Hot Banget

Ketika itu gue masih kelas 2 smp.
Gue lagi di suruh nyokap buat nganterin makanan ke rumah abang tiri gue.
Umur abang tiri gue beda jauh ama gue.
Umurnya waktu itu 35 taon. Bininya umurnya sekitar 30anlah. Waktu itu rumah abang gue lagi sepi. Keponakan gue lagi pada sekolah siang. Abang gue lagi kerja. Tinggal ipar tiri gue aja lagi di rumah.

Pas udah nyampe dan udeh ngasih anteran gue mao pulang tapi ipar gue nyuruh gue buat ngambil cetakan foto yang katanya buat dititipin ke nyokap. Gue terus pergi ke lemari kamar die. Di dalem lemarinya banyak barang yah udah gue cari-cari dulu. Di tengah tumpukan itu ternyata ada stensilan. Terus terang aja gue baru kali itu liat kaya gituan. Gue terpana dong. Eh lagi asik-asiknya ngeliat tiba-tiba ipar gue ada di belakang gue. Dia senyum-senyum sambil nanya �Nyarinya kok lama??


Reaksi gue langsung malu ama gelagapan. Terus dia bilang wajar kok atas tingkah gue yang �salting? Dia bilang dia punya yang laen yang lebih bagus. Trus dia nyalakan video player dan alamak hot banget adegannya mata gue nggak bisa kedip sedikitpun. Ketika gue lagi terpana dan terangsang tiba-tiba tangan ipar gue ngegerayangin kontol gue. Aduh gile rasanya �nyer-nyeran?ampe-ampe rasa anget campur dingin naik turun di dada gue dan ke seluruh pelosok tubuh gue.


Tiba-tiba tangannya ngebimbing tangan gue buat masuk ke dalam toket(tetek) dia. Alamak?anget banget dan mulus kenyal. Uah?!gila rasanya selangit. Terus toketnya dikeluarin langsung dah gue terkam, mmmhhhh pentilnya langsung gue isep. Sambikl tangannya terus buka celana gue sambil ngocok-ngocok �batangan gue? Nggak berapa lama gantian dah ipar gue yang ngisep kontol gue, uih..! gile gue langsung �ngecrot? Peju(sperma) gue langsung diminum.Terus gue lesu. Ipar gue bilang jangan pulang dulu. Gue di suruh tidur dulu di kamarnya. Baru berasa semenit tidur muka gue terasa ada yang nindihin. Pas gue melek dikit tiba-tiba gue ngeliat ipar gue lagi ngedudukin muka gue sambil ngegesek-gesekin ke muka gue. Buset deh itu memek udeh basah sampe gue mau buka mata susah gara-gara aer dari memeknya bikin bulu mata gue lepek(basah). Trus gue disuruh jilatin memek die.


Emang sih rada jijik tapi waktu itu gue kagak berani ngelawan perintah orang yang lebih tua tapi lama-lama terbiasa juga ngejilatinnya. Abis itu dia nyepong(ngoral) gue lagi. Pas udah ngaceng(ereksi) langsung aja dia masukin ke memek dia. Slup!! aje ahhh itu memek rasanya licin banget. Enak, legit ame basah. Toketnya disodorin(diarahkan) ke muka gue. Langsung aje gue isep. Tapi gue payah kagak bertahan lama. Akhirnya gue ngecrot lagi tapi ipar gue belon puas gue terus dia terus aja ngegesekin memeknya di kontol gue yang udeh loyo sampe akhirnya dia puas.


Setelah itu gue secara teratur belajar �ngegoyang?cewe dari ipar gue supaya gue ta�an lama. Gue lakukan sampe gue kelas dua es em u karena gue udeh punya pacar. Gue suka ngisep toket ama ngejilat memek yang bersih. Tapi sekarang gue ude putus.

Minggu, 14 September 2014

Pengalaman Pertama Bercinta Dengan Dokter Cantik (HOT)

Saya membaca sebuah artikel, Intinya di artikel itu adalah kalo cowo ereksi-nya bengkok banget maka itu bisa jd kelainan. Nah dari situ gw mulai was-was, soalnya penis gw (sebut saja: Bryan) kalo ngaceng suka bengkok ke atas, malah bisa nyampe nyentuh bagian perut. Gw bener-bener takut, masalahnya gw masih perjaka tulen, belum pernah ML sama siapa pun (kecuali sama tangan gw sendiri ), gw takut nanti masadepan gw hancur Cuma gara2 si Bryan ada kelainan. Akhirnya setelah pertempuran hati yg bergejolak, gw putusin buat konsultasi sama dokter kelamin. Di artikel tadi jg dianjurkan buat konsultasi apabila terjadi kelainan pada penis.

Setelah gw gugling nyari tempat dokter kelamin terdekat di daerah gw akhirnya dapet jg, lumayan juga jauhnya sekitar 30 menit dr rumah gw naek motor. Gw masuk ke klinik dokter kelamin tersebut dgn perasaan was-was, dag-dig-dug, pokonya nerves bgt dah. Terus gw ketemu dengan resepsionis-nya buat daftar, pertama kali ngeliat muka resepsionistnya nerves gw aga ngurang, soalnya mukanya manis bgt, cantik sih g terlalu. Abis gw daftar gw disuruh tunggu, dan pasien lainnya jg g banyak Cuma 2 orang. 

Akhirnya giliran gw pun tiba, gw dipanggil dan kemudian gw pun masuk ke ruangan dokternya. Anjrit dah beneran, gw deg-degan bgt, deg-degannya mungkin ngelebihan liat setan kali. Dan bertemu lah gw dengan dokter spesialis kelamin tersebut. Pertama kali ngeliat gw langsung disenyumin trus kita salaman. Dalam hati gw bilang ini dokter cakep bgt, senyumnya beneran mengalihkan dunia-ku,, wkwkwkwkwkwk. Tapi beneran bray itu dokter beneran cakep, penampilannya itu loh kaya cewe-cewe lugu trus pake kacamata, pokonya beneran tampilan cewe baik-baik dah, ga macem-macem. Nama dokternya itu Alya Kamelia, Lebih kurang mukanya seperti ini



Abis dipersilahkan duduk, gw langsung dh ngomong semuanya tentang kegusaran gw sama si Bryan ketika dia ngaceng. Waktu gw cerita sama tuh dokter, dia ngedengerin gw dengan serius, mukanya itu loh bray gemesin bgt waktu dia serius. Bawaannya pengen nyipok-nyipok gimana gitu,,, wkwkwkwk. Akhirnya setelah dia dengerin cerita gw, dia pengen liat sebengkok apakah si Bryan ketika ngaceng, tujuannya utk mastiin apa ada kelainan atau enggak. Anjrit dah waktu dia bilang gitu, gw langsung galau, jengah, gamang tingkat 27..!!! lo bayangin baray, selama hidup gw g pernah ada cewe liat si Bryan lg ngaceng,,,!!! Nah sekarang DIPINTA NGACENG sama cewe cakep, imut, manis, di depan mata gw sendiri..!!!

Terus dokter Alya tersebut nyuruh gw ke kasur pasien yang ada dipojok, dia nyuruh gw nutup tirainya trus buka celana gw sendiri. Ketika dia nyuruh gw buka celana itu, dia masih di mejanya. Dia nunggu gw sampai si Bryan ngaceng, kalo udh ngaceng bisa panggil dia. Kemudian gw buka celana dan duduk di-pinggir kasur tersebut. Ga butuh waktu lama si Bryan buat bener-bener ngaceng, soalnya ketika dokter Alya minta gw ngaceng, si Bryan tiba-tiba bangkit dengan seksama.. wkwkwk.

Akhirnya gw panggil dokter Alya, pas dia datang trus liat si Bryan lg ngaceng, muka dia agak kaget gitu, dan ekspresi dia dibuat senormal mungkin, tapi gw bisa liat kl sebenernya dia itu kaget waktu ngeliat si Bran. Memang sih, si Bryan ukurannya lumayan buat orang indonesia, panjangnya kurang lebih 17cm, lebarnya 4cm. Dengan muka yang di-biasa-biasa-in itu, dokter Alya pegang si Bryan pake sarung tangan karet warna putih, yg biasa dipake sama dokter, dia duduk di sebelah gw. Waktu sarung tangan karetnya itu nyentuh kulit si Bryan, gila bgt dah rasanya..!!! bray ini pertama kalinya si Bryan dipegang oleh tangan orang lain..!! mungkin kalo si Bryan bisa ngomong, dia bakal bilang: "PERTAMAX GAN..!!!".
Dia terus gerakin si Bryan maju-mundur, gw Cuma bisa merem melek dah, sambil nahan supaya kaga keluar,, soalnya kn kalo sampe keluar malu tingkat tinggi bray... gw ngitung dari 1 sampe 100 supaya konsentrasi gw teralihkan. Pas dihitungan ke-28, dokter Alya ngomong kalo penis gw g kenapa2, tingkat kebengkokannya jg masih bisa dibilang normal. Ngedenger dia bilang gitu gw jadi lumayan lega, tapi gw heran koq tangan dia masih gerak-in penis gw?? Lalu dia tanya ke gw:
 "kamu udah horny bgt ya.??" 
Anjrit , kaget gw waktu dia bilang gitu,, gw g jawab pertanyaan dia, Cuma ketawa-ketawa kecil gugup aja,, trus dia langsung bilang: 
"sama, aku juga horny. Aku kaget waktu ngeliat penis kamu. Ternyata lumayan gede jg,,". 
Gw makin melongo waktu dia bilang gitu,, ga nyangka ternyata dengan tampilan luar kaya cewe lugu, cewe baik-baik kaya gitu, dia binal jg. Gw masih bengong dgn apa yg terjadi, dokter Alya langsung ngisep si Bryan dari samping gw, isepan dia bener2 ganas, kaya yg selama ini gw liat di film2 bokep. Gw cuma bisa diem sambil ngalihin konsentrasi biar g cepet2 keluar. G beberapa lama kemudian, dia ngerebahin gw di kasur, trus dia buka celana dalem dia. Dalam posisi telentang dalam kasur, gw cuma bisa merhatiin dokter Alya. Kemudian dia naik ke selangkangan gw dan blesssss,, masuklah si Bryan ke vagina cewe utk yg pertama kali. Dengan posisi woman on top itu dokter Alya ngegerak-gerakin pantatnya sendiri. Gw cuma bisa liat mukanya yg imut dengan kacamatanya itu lg merasakan kenikmatan, krn gw g mau pasif, gw coba remes-remes aja toketnya dia yg g terlalu besar itu, sambil sesekali dia nunduk buat cium gw.

Kurang lebih 3 menit di posisi seperti itu, dokter Alya teriak: "aku mau keluar.!! Aku mau kel...", belum sempet dia selesai ngomong, dia langsung lepas vagina dia dari si Bryan, dengan vagina menghadap ke muka gw itu lalu.. crottttt... dia ejakulasi, dan cairannya itu muncrat sampai ke mata gw,, otomatis mata gw langsung merem krn ada cairan yg nyemprot mata gw. Ga lama kemudian semprotan cairan ejakulasi dia berhenti,, tapi belum sempet gw buka mata ternyata cairan ejakulasi dia nyemprot lg ke mata gw,, kali ini dia ejakulasi bener-bener dahsyat, dia sampe teriak nama gw, dan cairan yg nyemprot jg ga cuma kena mata gw, tp seluruh wajah gw. Ga berselang lama cairan itu berhenti nyemprot wajah gw,

Mahasiswi Bodi Mulus & Dada Montok Bikin Sange



Mahasiswi bodi mulus dan semok banget, dadanya gede sempurna deh pokoknya bikin ngiler laki-laki. cocok untuk bahan coli.







Cabe-cabean Lagi Kepengen Pose Hot


Abg sekarang paling seneng selfi hot nonjolin dadanya, liatin belahannya bahkan sampai bugil. Laki-laki yang lihat pasti jadi nafsu kalau lihat abg begituan.





Sabtu, 13 September 2014

Mahasiswi Ini Suka Mamerin ISI Branya, Kamu Mau Lihat?


Tante Toket gede selfi di hotel, belahan dadanya super hot bikin laki-laki terangsang dan pengen meremes dadanya. Tattonya juga bikin greget.